Apakah hal yang terbaik yang pernah
kamu miliki dalam hidupmu?
Beberapa orang mungkin mengatakan pendidikan, ada juga yang mengatakan sahabat, dan
lainnya. Beberapa orang yang lebih rohani bisa mengatakan Tuhan. Tetapi terkadang kita
mengatakan “Tuhan” sering tidak begitu konkret karena keberadaan persona-Nya sering tidak
nampak dan tidak banyak orang bisa mengalami kehadiran-Nya.
Bagaimanakah Tuhan bisa menjadi riil atau konkret bagi kita?
Di dalam Yohanes 1:1 dikatakan “Pada mulanya ada Firman; Firman itu bersama
sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.”
Firman itu adalah Allah. Allah bisa begitu riil lewat kita datang pada firman-Nya.
Firman-Nya hari ini sudah tercakup dan dibukukan di dalam Alkitab yang siapapun
yang percaya Tuhan Yesus pasti pernah membacanya. Inilah wujud Tuhan yang bisa
saya miliki hari ini dan menjadi salah satu hal yang paling berharga yang pernah saya
miliki.
Beberapa orang mungkin mengatakan pendidikan, ada juga yang mengatakan sahabat, dan
lainnya. Beberapa orang yang lebih rohani bisa mengatakan Tuhan. Tetapi terkadang kita
mengatakan “Tuhan” sering tidak begitu konkret karena keberadaan persona-Nya sering tidak
nampak dan tidak banyak orang bisa mengalami kehadiran-Nya.
Bagaimanakah Tuhan bisa menjadi riil atau konkret bagi kita?
Di dalam Yohanes 1:1 dikatakan “Pada mulanya ada Firman; Firman itu bersama
sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.”
Firman itu adalah Allah. Allah bisa begitu riil lewat kita datang pada firman-Nya.
Firman-Nya hari ini sudah tercakup dan dibukukan di dalam Alkitab yang siapapun
yang percaya Tuhan Yesus pasti pernah membacanya. Inilah wujud Tuhan yang bisa
saya miliki hari ini dan menjadi salah satu hal yang paling berharga yang pernah saya
miliki.
1. ALKITAB
Ketika
saya masih duduk di sekolah dasar, saya pernah ada kebiasaan menulis ayat-ayat
Alkitab yang saya sukai ke dalam sebuah buku kecil saya (maaf ya, saya sudah
tidak tahu bukunya sudah dimana, jadi ga bisa kasih tunjuk bukti. Hehehe...).
Jadi beberapa kali saya mendengar dari sekolah minggu atau dari sekolah atau
saya buka sendiri dari Alkitab mama saya, saya tuliskan ayat-ayat yang berkesan
ke buku itu. Saya tidak tahu sih faedahnya apa, saya hanya menyukainya saat
itu.
Seiring
waktu saya remaja, dengan bantuan tante saya yang pernah sekolah Alkitab, ada
beberapa kebenaran di Alkitab yang kemudian dibukakan pada saya. Yang paling
sederhana adalah ketika rasul Paulus menulis surat kepada jemaat, tante saya
menunjukkan bahwa rasul tidak pernah menyebut gereja atau jemaat dengan nama
denominasi tertentu, dia selalu menyebut gereja dengan nama kota atau provinsi
(seperti Galatia). Dari fakta kecil begini saja, mental belia saya mulai
tertarik dengan banyak hal yang Alkitab sampaikan.
Sampai saya mulai memasuki jenjang
mahasiswa, ketika itu saya mulai banyak terjun pelayanan dan kegiatan gereja,
saya semakin tertarik dengan bagaimana orang-orang yang lebih senior dari saya
menggali Alkitab. Saya pun semakin tertarik mengenal Alkitab ini.
Suatu ketika, ada pelatihan di
khususkan bagi mahasiswa yang ingin memiliki kehidupan rohani dan normal dalam
gereja. Saya mengikutinya dan kemudian saya menyadari bagaimana saya bisa lebih mengenal Alkitab jika saya TIDAK
mempunyai Alkitab. Saya saat itu hanya memiliki sebuah alkitab Perjanjian Baru
yang tante saya berikan kepada saya ditambah Alkitab di dalam handphone saya.
Saat itu tekad saya kembali dikuatkan bahwa saya mau memiliki Alkitab yang saya
beli sendiri. Lalu, saya sehabis pelatihan itu, saya mengunjungi toko buku
gereja untuk membelinya. Saat itu saya menuliskan di halaman setelah sampul
bahwa saya berjanji untuk membacanya setiap hari.
Setelah saya lulus kuliah, saya
memutuskan menjawab panggilan Tuhan mengambil jalur pelayanan terhadap
orang-orang muda (namanya juga panggilan, kita tidak bisa menolak loh).
Sebelumnya saya harus mengikuti training dulu selama dua tahun. Sebelum
mengikuti training ini, diharuskan harus membaca Alkitab sekali selesai dari
Kejadian sampai Wahyu. Disitulah saya menyadari betapa tidak teraturnya
pembacaan Alkitab saya karena saya hanya membaca yang saya sukai.
Saya pun memutuskan memperbaiki
pembacaan saya agar lebih teratur dan bisa menyelesaikan seluruh pasal di dalam
Alkitab. Puji Tuhan, saya bisa menyelesaikannya.
Nah, di pelatihan saya kembali dong
ditegur Tuhan dalam pembacaan Alkitab saya. Suasana pembacaan Alkitab yang
begitu sunyi sering membuat saya mengantuk sampai harus melewatkan pembacaan
Alkitab tetapi kurang mendapatkan apa-apa. Kadang saya baru bisa mendapatkan
banyak bantuan lewat kelas dan waktu bersekutu pribadi dengan Tuhan. Tetapi
waktu baca Alkitab itu sendiri bagaimana?
Di tahun kedua pelatihan inilah saya
mengalami daya dobrak yang cukup besar. Saya saja sampai lupa di titik mana
saya mendapat pengaruh cukup kuat. Tetapi yang saya tahu saat itu, setiap pagi
selalu ada perkataan Alkitab itu yang sesuai dengan keadaan saya dan selalu ada
perkataan yang terasa begitu baru bagi saya.
Sampai suatu ketika menjelang akhir
pelatihan saya ini, saya mendengar ada seorang pelatih yang mengatakan, “we speak what the bible say.”. Hal ini
membuat saya semakin giat mendalami Alkitab karena, apalagi yang dapat
dipercaya oleh manusia selain perkataan Allah?
Pernah suatu ketika saya mengerjakan
sebuah paper mengenai suatu potongan dalam Alkitab. Sering saya kekurangan
inspirasi, tetapi ternyata ketika saya membuka Alkitab saya sebentar saja,
entah di bagian manapun itu, selalu saja ada inspirasi. Artinya, seluruh
Alkitab itu semuanya berhubungan mulai dari Kejadian sampai Wahyu. Semuanya
membicarakan hal yang sama!
Sampai sekarang, saya tidak pernah
meninggalkan Alkitab saya. Ketika saya membimbing orang muda, mungkin mereka
tidak percaya perkataan saya sendiri atau perkataan buku-buku rohani. Tetapi
ketika saya menunjukkan perkataan Tuhan dalam Alkitab, mereka hanya bisa
berkata, “Amin.”
2. Roh
Kudus di dalam rohku
Satu hal lagi yang juga menunjukkan
keberadaan Tuhan, adalah Dia sendiri tinggal di dalamku sebagai Roh itu. Saya
sering mendengar, bahkan sejak kecil bahwa Tuhan ada di dalamku. Saat masih
kecil hanya bisa mengiyakan, tanpa berpikir, bagaimana mungkin Dia ada di
dalamku?
Di
dalam Yohanes 20:22 dikatakan, “Sesudah
berkata demikian, Ia menghembusi mereka dan berkata, ‘Terimalah Roh Kudus.’”
Ketika Tuhan pertama bangkit, Dia
menghembusi para muridnya dengan Roh Kudus.Roh Kudus ini adalah diri-Nya
sendiri, yakni persona-Nya yang bisa masuk ke dalam kita. Sejak saat itu setiap
murid, kemanapun pergi, selalu mengikuti kemana Roh Kudus itu pimpin. Baik di
dalam memberitakan injil, mengusir setan, berkotbah, bahkan dalam hidup mereka
sehari-hari, semuanya mengikuti pimpinan Roh Kudus.
Di dalam 2 Timotius
1:14 dikatakan “Peliharalah harta yang indah, yang telah dipercayakan-Nya kepada kita,
oleh Roh Kudus yang tinggal di dalam kita.”
Roh Kudus itu juga kini tinggal di
dalamku! Bukankah ini begitu riil, begitu konkret? Hari ini, Dia ada di
dalamku!
Melalui banyak bersekutu dan sharing
dengan teman sepelayanan, cara terbaik untuk bisa mengalami Roh Kudus adalah
melalui berdoa. Berdoa sampai Tuhan memenuhimu!
Di dalam kehidupan sehari-hari, hal
ini terlihat dari bagaimana kita berlatih keluar dari zona nyaman kita,
melupakan situasi dan keadaan kita, yang bisa kita lakukan hanyalah memanggil
namanya, “Oh Tuhan Yesus, tolonglah aku!”
Kamu pasti juga pernah melihat
beberapa orang muda pengasih Tuhan pernah memuji Tuhan sampai bertepuk tangan
dan bahkan melompat lalu mengangkat tangan. Semua itu adalah cara yang di luar
agar Roh itu di dalam kita bisa leluasa (asal kamu tidak melakukannya untuk
kenikmatanmu sendiri yang dari jiwa.)
Saya sangat suka menyanyi. Terkadang
saya tidak ada selera akan firman biasa akan saya pancing dengan bernyanyi
memuji Tuhan. Ternyata Roh Kudus bekerja di dalamku.
Pernah suatu ketika saya sangat
tergila-gila terhadap firman Tuhan tetapi ternyata hal ini malah membuat otak
saya semakin penuh. Lalu? Ternyata saya diingatkan oleh seorang pelatih bahwa
saya harus lebih banyak memberikan Roh Kudus juga bekerja melalui setiap firman
yang saya gali.
Suatu gambaran tiang awan dan tiang api yang
memimpin bangsa Israel...
Tiang
awan memimpin bangsa Israel di siang hari. Ketik langit cerah, awan itu akan
terlihat. Awan disini melambangkan Roh Kudus. Dalam suasana yang cerah, kondisi
kita yang cerah, pimpinan Roh Kudus pasti terus kita alami, Dia bisa terus
berbicara kepada kita.
Tetapi
bagaimana jika kondisi gelap, saat sepertinya tidak ada pembicaraan Tuhan? Saat
kita merasa begitu jauh dari Tuhan? Oh, Dia ada sebagai tiang api. Tiang api
ada pada malam hari. Tiang api melambangkan firman di dalam Alkitab. Jika Roh sepertinya
sulit kita dengar, firman pada Alkitab yang di tanganmu tentu bisa berbicara,
menuntunmu, berbicara padamu.
Jadi
tiang awan dan tiang api diperlukan, bukan? Demikian kita, kita perlu dua hal
ini. Alkitab dan Roh Kudus di dalam kita, untuk terus memimpin dan mengarahkan
langkah kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar