Senin, 04 September 2017

Bukan Sekadar Berjuang Untuk Lulus

Lulus kuliah, mendapat pekerjaan, bekerja, menikah, dan seterusnya.
Rencana yang sangat umum di kalangan para mahasiswa tingkat akhir untuk menentukan arah hidupnya setelah lulus.
Ga usah jauh-jauh. Orangtuaku punya mimpi yang sangat besar agar aku bisa memiliki penghidupan yang lebih baik di masa depan. Memiliki kehidupan yang umum adalah impian kebanyakan orang.
Well, untuk apa kau invest hidupmu?


Setelah mengikut Kristus, ada banyak jatuh bangun dalam aku memutuskan sesuatu. Ketika pertama kali aku memilih untuk kuliah di tempat aku sekarang berada, adalah salah satu contoh besarnya. Bagaimana aku untuk pertama kalinya memilih sesuatu yang tidak disetujui orangtuaku. Tipe konservatif seperti mereka lebih menyukai anaknya untuk mengambil kuliah ikatan dinas yang ketika lulus langsung menjadi PNS tanpa harus bergelut mencari kerja di negeri yang katanya susah mencari kerja ini.
Yeah, i did it. But the quistion, why?
Seorang yang sudah beranjak dewasa sepertiku tentu punya alasan jelas, walau saat itu aku masih belum jernih. Let me explain, guys I've seen something. Bukan bermaksud tidak taat pada orangtuaku. Tetapi, aku taat pada Tuhan dan hormat pada orangtua. Semoga kalian mengerti.
Melihat hal itu telah mempengaruhi hidupku. Melihat yang kebanyakan orang tidak dapat melihatnya. Pilihan-pilihan hidupku semua adalah ingatan akan penglihatan itu. 
Apa yang telah kulihat itu? Aku melihat masa depan yang lebih menjanjikan bersama Tuhan. And then, my friend said, "Please, dont take your spiritual life excessively." Aku ga berlebihan, aku normal kok.
Who is own my life? Not me, but Him. Hidup manusia itu seperti angin lalu, tidak ada satu manusiapun yang berkuasa memilikinya. Ketika aku memilih jurusanku, let me tell you, aku aslinya tidak pernah menyukai atau tertarik dengan jurusan itu. Tetapi situasi yang Tuhan aturkan, membuatku sampai di jurusan ini. 
Dengan mengikuti pengaturan Tuhan, apakah itu berarti aku menjalaninya dengan mulus? Absolutely no! Aku bahkan mengalami fase buruk dalam sepanjang hidupku. Aku tidak akan menjelaskan detailnya disini, tetapi yang terpenting adalah situasi buruk ini semakin mendekatkan aku pada Tuhan dan belajar mengalami Dia. Jika keadaan baik-baik saja, apakah aku akan datang pada-Nya. Yang ada aku semakin angkuh dan merasa bahwa hidup ini adalah milikku.
Aku berjuang dan berjuang. Air mata mengiringi proses kuliahku. Aku, yang semasa bersekolah sangat merasa pintar, pada masa kuliah ini Tuhan membuka mataku lalu melihat betapa tidak ada sesuatu pun yang baik dari diriku. Semua adalah kasih karunia Tuhan dan kegagalanku tak lepas dari belas kasih Tuhan.
Hingga akhirnya setelah aku sebentar lagi akan menyelesaikan perkuliahanku, akupun masih diambang penderitaan. How i finish this well? Aku bahkan nyaris putus asa dan bahkan melupakan apa yang aku lihat itu.
Tetapi Tuhan Yesus itu sungguh setia. Sekali lagi aku mengalami kesetiaan-Nya yang tidak pernah menyerah terhadapku. Aku jatuh sangat dalam, tetapi Dia menarikku. Sakit memang ditarik dari lubang yang dalam, tetapi ku harus melaluinya.
Menjelang akhir kuliahku ini, pertanyaan besar terpampang di depanku. Mengapa aku harus lulus?
Karena Tuhan masih memerlukan aku untuk mempersaksikan diri-Nya. Jatuh, iya. Tetapi menyerah, tidak akan. 
Mengapa aku harus lulus? Jawabannya akan sama dengan: Mengapa aku memilih kuliah disini?

Yang aku bahas di atas masih permukaan, nantikan pernyataanku yang lebih detail tentang masa depanku bersama Kristus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar